Ketika kita lahir Ayah adalah orang yang paling bahagia selain Ibu. Kita bagaikan penghibur dan penyemangat dikala dia merasa lelah,akan semua pekerjaan dikantor. Ayah selalu mengajak kita berbicara mengenai sebuah cerita menarik ketika kita masih bayi, dia juga yang menggenggam tangan ini dengan begitu erat ketika kita baru belajar berjalan. Dia selalu berdoa dan berharap agar kita menjadi anak yang terbaik untuk keluarga.
Setelah kita memasuki bangku sekolah, berbaur dengan lingkungan sekitar perlahan pandangan kita terhadap seorang Ayah menjadi begitu jelek dengan main game judi bola online. Terlebih ketika kita tumbuh menjadi seorang anak Remaja, rasa ingin bebas dalam diri kita yang begitu menggebuk-gebuk membuat kita memandang bahwa Ayah adalah sosok yang jahat. Yang mengekang dan mendidik kita dengan begitu keras. Namun, ketika tumbuh dewasa lalu kita menyadari bahwa didikannya yang keras itu semata-mata dia hanya ingin melindungi kita dari hal-hal buruk diluar rumah.
Definis seorang Ayah untuk masing-masing orang tentu berbeda satu dengan yang lainnya.Ada yang bilang : “Ayah itu seseorang yang mempunyai baccarat online pendirian yang kokoh dan tak tergoyahkan “. Ada pula yang berkata: “Ayah itu seseorang yang pintar berbohong, ketika sakit dia akan berkata dia baik-baik saja “. Seorang Ayah akan berkata sesuatu yang tak sesuai dengan apa yang dia rasakan.
Cerita Mengenai Pengalaman Menjadi Seorang Ayah
Seorang Ayah juga ternyata diam-diam membuat akun media sosial seperti daftar judi sbobet untuk bermain judi dan agar bisa mengawasi pergaulan anak-anaknya di dunia maya. Ayah tetaplah seorang manusia biasa, dia juga dapat merasa kecewa ketika kepercayaannya kamu hancurkan. Dia juga merasa sedih ketika harus melepas anaknya merantau,walaupun kadang dia kelihatan yang paling mendukungmu untuk pergi keperantauan. Dia selalu merindukanmu saat berjauhan, tapi selalu kalah dengan gengsi yang begitu tinggi. Dia akan ikut menangis ketika melihatmu menangis, tapi menangisnya didalam hati depan anak harus stay cool.
Para orang tua seharusnya menyadari bahwa mereka tidak ber – hak untuk memiliki seluruh hidup si anak. Anak memiliki hidupnya sendiri, bukan dilahirkan hanya untuk terus – menerus “menyembah” orang tua. Bagi anda yang belum mempunyai anak tetapi ingin memiliki anak, coba pikirkan apa alasan anda ingin mempunyai anak ? Apakah karena ingin ada yang menemani hidup anda ? Agar masa tua terjamin supaya ada yang merawat anda ketika anda sudah tidak bisa berbuat apa – apa lagi ?